Pernah nggak sih, kamu lagi santai-santai scroll media sosial, terus tiba-tiba mood kamu jadi jelek? Awalnya cuma pengin lihat update teman atau cari hiburan, eh malah jadi overthinking, insecure, atau kesal sendiri. Ya, media sosial memang bisa jadi pedang bermata dua. Di satu sisi, seru dan informatif. Tapi di sisi lain, bisa ngacak-ngacak emosi kalau kita nggak hati-hati.
Sebenernya, kenapa sih media sosial bisa ngaruh banget ke mood kita?
Kenapa Media Sosial Bisa Bikin Kita Baper?
Pertama, karena kita ngeliat hidup orang lain dari versi terbaik mereka. Foto liburan yang estetik, pasangan TRISULA88 romantis, karier yang sukses, tubuh yang ideal—semuanya terlihat sempurna. Padahal, itu cuma sepotong kecil dari hidup mereka. Tapi otak kita kadang lupa hal itu. Kita bandingin hidup kita yang “biasa aja” dengan highlight orang lain yang super kece. Alhasil, muncul rasa iri, cemas, atau malah ngerasa nggak cukup baik.
Kedua, algoritma media sosial itu pintar banget. Mereka tahu konten kayak apa yang bikin kita berhenti scroll. Sayangnya, yang sering bikin kita “nempel” justru konten yang bikin emosi: berita buruk, drama, komentar pedas, atau isu yang bikin panas hati. Lama-lama, tanpa sadar kita kebawa stres cuma karena terus-terusan ngikutin hal-hal itu.
Terus, kalau udah begini, kita harus gimana?
1. Sadari Dulu, Jangan Langsung Disalahin
Langkah pertama, sadar kalau media sosial emang bisa ngaruh ke emosi kita. Kadang kita merasa sedih atau cemas tanpa tahu penyebabnya. Padahal, bisa jadi karena tadi habis ngeliat konten yang bikin down. Dengan menyadari ini, kita jadi lebih bisa kontrol diri. Jadi, bukan cuma nyalahin media sosial, tapi juga belajar kenalin emosi kita sendiri.
2. Batasi Waktu Scroll
Oke, ini klasik, tapi serius deh—ngurangin waktu di media sosial itu ngaruh banget. Nggak harus langsung puasa medsos total, tapi bisa mulai dari hal kecil. Misalnya, pas bangun tidur dan sebelum tidur, coba hindari buka Instagram atau TikTok. Ganti dengan baca buku, journaling, atau denger musik yang bikin tenang. Kasih waktu otak kita buat istirahat dari info yang numpuk terus-terusan.
3. Kurasi Ulang Akun yang Diikuti
Kadang kita nggak sadar kalau timeline kita isinya toxic semua. Coba cek lagi siapa aja yang kamu follow. Kalau ada akun yang bikin kamu ngerasa rendah diri, iri, atau malah bikin marah terus, nggak salah kok buat unfollow atau mute. Ganti dengan akun-akun yang lebih positif, inspiratif, atau yang sesuai dengan value kamu.
4. Bikin Batasan Digital yang Sehat
Coba bikin aturan buat diri sendiri, kayak “no scrolling saat makan” atau “offline setiap weekend”. Nggak harus kaku banget, tapi punya batasan bisa bantu jaga kesehatan mental. Bahkan sekarang udah banyak aplikasi yang bisa bantu atur waktu penggunaan media sosial biar nggak kebablasan.
5. Fokus ke Dunia Nyata
Sering kali, kita terlalu fokus sama dunia maya sampai lupa nikmatin yang nyata. Padahal, interaksi langsung jauh lebih berkesan daripada like atau komentar. Coba lebih banyak ngobrol sama teman, main di luar, atau ikutan kegiatan offline yang seru. Biar emosi kita nggak cuma dikendalikan oleh notifikasi.
Penutup: Media Sosial Itu Alat, Bukan Penguasa
Media sosial itu bukan musuh. Dia cuma alat. Masalahnya, sering kali kita yang kasih dia kendali penuh atas mood dan hidup kita. Padahal, yang punya kontrol itu ya kita sendiri. Dengan lebih sadar, bikin batasan, dan pilih-pilih konten yang kita konsumsi, kita bisa ambil alih kendali lagi.
Karena pada akhirnya, hidup kita terlalu berharga buat disetir oleh algoritma, bukan?
Kalau kamu merasa media sosial mulai mengganggu emosi, nggak ada salahnya tarik napas, rehat sejenak, dan nikmati dunia nyata. Kadang, kebahagiaan itu nggak perlu di-posting dulu buat jadi nyata 😊
Kalau kamu mau, aku bisa bantu juga cek struktur kalimat, persentase kalimat pasif, atau jumlah kata transisi. Mau sekalian dicek?